Jumat, 18 Januari 2008

SEBUAH PENGANTAR menjawab semua kegelisahan

Dunia memang sudah terkubur larut dan jarum jam sudah terasa begitu kuatnya berbunyi karena aku kini sudah berenang di antara lautan sunyi yang hingga kini tak pernah aku mengerti. Jauh di lubuk hati ku yang ku dengar terakhir, begitu besarnya suara jeritan- jeritan yang sejak dulu aku berusaha untuk tidak mendengarnya dan membuangnya jauh- jauh. Aku bukanlah seorang Aktifis yang selalu gelisah ketika melihat ketidakberesan suasana dan aku jelas bukan seorang Pemikir yang bisa paham mengetahuai sesuatu. Yang pasti di hati ku ini ada berjuta gejolak suara yang penuh kegelisahan yang aku sendiri tidak pernah bisa untuk mengartikannya.

Di luar sana, di sebalik jendela kaca yang terlihat kusam, di sebalik jutaan titik gerimis. Ku paksa mata ku untuk membaca suasana dan mencocokkannya dengan pertanyaan untuk menjawab kegelisahan. Namun yang terlihat oleh ku hanyalah berjuta- juta kebodohanku yang saat ini mengejek diri ku sendiri.

Mungkin aku terlalu takut untuk mencari jawaban di luar sana, karena aku sudah sangat ketakutan atas pertanyaan yang ada. Aku memang tidak lebih baik dari binatang- binatang kecil yang terbang ketika malam dan bersembunyi di jauh bumi ketika pagi mulai menyinsing.

Kemudian aku melirik lagi ke arah jarum jam yang ku anggap berputar tidak beraturan. Bagai mana tidak kepergiannya yang setiap detik yang tidak pernah membuat ku sadar makin menambah kekahawatiran ku kini. Berjam- jam, berbulan bahkan bertahun tidak pernah ku nikmati dari setiap detiknya waktu tersebut.

Lagi- lagi aku bertanya kenapa ini terjadi. Mungkin aku terlalu banyak berharap kepada keadaan atau di sebabkan karena tidak ada harapan. Entah bagai mana caranya aku berharap atau membuat harapan. Sebagai Binatang kecil kesenagan ku hanyalah terbang ketika di tengah malam, menghirup wewangian embun- embun dan menciumi satu persatu rumput- rumput kecil yang tumbuh di jalanan.

Aku memang terlalu jauh untuk bertanya tentang keadaan. Yang ternyata kini baru ku sadari aku belum mengenal siapa diri ku dan bagai mana dari bentuk ku. Mungkin karena itulah aku tidak pernah untuk mendapat jawaban di luar sana karena aku sendiri tidak mengenal siapa diri ku sebenarnya dan untuk apa aku sendiri di sini. Aku memang terlalu sombang kepada dunia yang bahkan kini dunia sampai tak mengenali ku dan mungkin sudah mencampakkan aku.

Entahlah...
Aku hanyalah seekor binatang malam kecil yang terbang. Mencoba mencari jawaban dari semua pertanyaan hati yang tak pernah bisa terjawab.

Lagian siapa yang peduli...